5 Rahasia AKURASI Trading Forex dengan Indikator RSI

Rahasia Sukses Trading Forex dengan Indikator RSI - Inilah 5 Rahasia AKURASI Trading Forex dengan Indikator RSI yang saya sarankan agar temen-temen mempelajarinya dengan serius.



Relative Strength Index (RSI) diperkenalkan oleh J. Welles Wilder pada tahun 1978 dalam bukunya New Concept in Technical Trading System. Indikator ini banyak digunakan para trader sampai sekarang.

RSI memiliki oscilator dengan batas level terendah dan tertinggi, yaitu skala 0 sampai 100. Periode yang direkomendasikan Wilder adalah 14 hari. Namun periode tersebut dapat diubah, dan kadang dipersingkat agar lebih sensitif untuk keperluan trading jangka pendek.

RSI Overbought dan Oversold Trading

Fungsi RSI adalah untuk mendeteksi kondisi Overbought (Jenuh Beli) dan Oversold (Jenuh Jual). Wilder merekomendasikan level di atas 70 sebagai area Overbought, sedangkan area Oversold untuk level di bawah 30.



Sebagian trader mengganti level 30-70 menjadi 20-80 untuk meredam bad signal dari RSI. Selain itu, sebagaimana pernah disampaikan sebelumnya, untuk suatu tren yang kuat (baik Bullish maupun Bearish), sinyal Overbought dan Oversold menjadi kurang valid.




RSI Divergence Trading Strategy

Penyimpangan arah garis RSI terhadap pergerakan harga (Divergence) dapat digunakan sebagai sinyal beli dan jual.

Jika terjadi Divergence dengan garis RSI berada di atas level 70 (Overbought), maka menandakan sinyal Bearish yang kuat.

Sebaliknya, jika terjadi Divergence dengan garis RSI di bawah 30 (Oversold), maka menunjukkan sinyal Bullish yang kuat.

Sinyal RSI dianggap benar apabila telah menembus level Overbought/Oversold dimaksud.

Perhatikan gambar berikut untuk lebih jelasnya.



Namun demikian, apabila harga bergerak dalam tren yang kuat, sinyal Divergence menjadi kurang valid. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, sinyal Overbought dan Oversold kurang valid dalam suatu tren yang kuat.



RSI Failure Swing Trading

Sinyal Bullish dan Bearish juga dihasilkan dari Failure Swing dari RSI.

Untuk sinyal Bullish, prosesnya sebagai berikut: 
  • (1) posisi RSI di bawah 30 (Oversold); lalu 
  • (2) RSI menguat di atas 30; kemudian
  • (3) RSI melemah kembali namun masih di atas 30; dan selanjutnya 
  • (4) RSI menguat melebihi level tertinggi sebelumnya pada poin (2). 

Perhatikan gambar berikut untuk lebih jelasnya.



Sedangkan sinyal Bearish adalah kebalikannya: 
  •  (1) RSI di atas 70 (Overbought); lalu 
  • (2) RSI melemah di bawah 70; kemudian 
  • (3) RSI menguat kembali namun masih di bawah 70; dan selanjutnya
  • (4) RSI melemah lebih rendah dibandingkan level terendah sebelumnya pada poin (2). 
Perhatikan gambar berikut untuk lebih jelasnya.


Support dan Resistance dari Trend

RSI pun mampu menandai tren yang terjadi sekaligus bertindak sebagai Support dan Resistance.

Pada kondisi Bullish (Uptrend) yang kuat, RSI bergerak fluktuatif pada kisaran 40-90 dengan 40-50 menjadi Support.


Sebaliknya, pada kondisi Bearish (Downtrend) yang kuat, RSI bergerak fluktuatif pada kisaran 10-60 dengan 50-60 bertindak sebagai Resistance.



RSI Positive-Negative Reversals Trading

Sinyal ini merupakan oposit dari sinyal Divergence di atas. Esensinya adalah pergerakan harga lebih kuat dibandingkan momentum (RSI).

Positive Reversal terjadi apabila RSI membentuk Lower Low pada pergerakan kisaran 30-50 (bukan Oversold sebagaimana pada Divergence) sedangkan harga membentuk Higher Low. Perhatikan gambar berikut untuk lebih jelasnya.


Sebaliknya, Negative Reversal terjadi apabila RSI membentuk Higher Higher pada pergerakan kisaran 50-70 (bukan Overbought sebagaimana pada Divergence) sedangkan harga membentuk Lower High.

Perhatikan gambar berikut untuk lebih jelasnya.


Demikian, semoga membantu.Dan semoga ulasan 5 Rahasia AKURASI Trading Forex dengan Indikator RSI ini bermanfaat buat temen-temen semua para trader forex.